
Merak Biru atau Merak India, yang dalam nama ilmiahnya Pavo
cristatus adalah salah satu burung dari tiga spesies burung merak. Merak
Biru mempunyai bulu berwarna biru gelap mengilap. Burung jantan dewasa
berukuran besar, panjangnya dapat mencapai 230cm, dengan penutup ekor
yang sangat panjang berwarna hijau metalik. Di atas kepalanya terdapat
jambul tegak biru membentuk kipas. Burung betina berukuran lebih kecil
dari burung jantan. Bulu-bulunya tidak mengilap, berwarna coklat
kehijauan dengan garis-garis hitam dan tanpa dihiasi bulu penutup ekor.
Burung muda seperti betina.
Merak Biru mempunyai bulu berwarna biru gelap mengilap. Burung jantan dewasa berukuran besar, panjangnya dapat mencapai 230cm, dengan penutup ekor yang sangat panjang berwarna hijau metalik. Di atas kepalanya terdapat jambul tegak biru membentuk kipas. Burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan. Bulu-bulunya tidak mengilap, berwarna coklat kehijauan dengan garis-garis hitam dan tanpa dihiasi bulu penutup ekor. Burung muda seperti Merak betina.
2. KuskusMerak Biru mempunyai bulu berwarna biru gelap mengilap. Burung jantan dewasa berukuran besar, panjangnya dapat mencapai 230cm, dengan penutup ekor yang sangat panjang berwarna hijau metalik. Di atas kepalanya terdapat jambul tegak biru membentuk kipas. Burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan. Bulu-bulunya tidak mengilap, berwarna coklat kehijauan dengan garis-garis hitam dan tanpa dihiasi bulu penutup ekor. Burung muda seperti Merak betina.

Kuskus Beruang atau Kuse (Ailurops ursinus) adalah salah satu dari
dua jenis kuskus endemik di Sulawesi. Binatang ini termasuk dalam
golongan binatang berkantung (marsupialia), dimana betinanya membawa
bayi di dalam kantong yang terdapat di bagian perut. Panjang badan dan
kepala kuse adalah 56 cm, panjang ekornya 54 cm dan beratnya dapat
mencapai 8 kg. Kuse memiliki ekor yang prehensil, yaitu ekor yang dapat
memegang dan biasa digunakan untuk membantu berpegangan pada waktu
memanjat pohon yang tinggi.Nasib Kuse di Sulawesi Utara berada dalam
bahaya karena populasinya sudah terlampau kecil.Antara tahun 1980 dan
1995 di Tangkoko telah terjadi pengurangan kepadatan sebesar 50%, yakni
dari 3,9 ekor per km2 menjadi 2,0 ekor per km2. Selama survei WCS di
hutan-hutan lindung Sulawesi Utara tahun 1999, binatang ini hanya
terlihat tujuh kali di sepanjang 491 km jalur transek. Ini menunjukkan
kepadatan populasi yang sangat rendah.
3. Kijang
Kijang atau muncak adalah kerabat rusa yang tergabung dalam genus
Muntiacus. Kijang berasal dari Dunia Lama dan dianggap sebagai jenis
rusa tertua, telah ada sejak 15-35 juta tahun yang lalu, dengan
sisa-sisa dari masa Miosen ditemukan di Prancis dan Jerman.Jantannya
memiliki tanduk pendek yang dapat tumbuh bila patah.Hewan ini sekarang
menarik perhatian penelitian evolusi molekular karena memiliki variasi
jumlah kromosom yang dramatis dan ditemukannya beberapa jenis baru
(terutama di Indocina).
4. Elang Jawa
Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) adalah burung nasional Indonesia
karena kemiripannya dengan Garuda dan juga merupakan simbol jenis satwa
langka di Indonesia. Elang Jawa hanya terdapat di Pulau Jawa dan
penyebarannya terbatas di hutan-hutan. Sebagai predator puncak, Elang
Jawa memainkan peran yang penting dalam menjaga keseimbangan dan fungsi
dari bioma hutan di Jawa. Elang Jawa merupakan salah satu jenis burung
pemangsa terlangka di dunia. Berdasarkan kriteria keterancaman terbaru
dari IUCN, Elang Jawa dimasukan dalam kategori Endangered atau
“Genting”.
5. Bangau Hitam
Masuk dalam suku ciconiidae, bangau tongtong berhabitat asli di
Asia, khususnya wilayah India, Indo Cina dan Indonesia kecuali Irian dan
Maluku. Mereka menyebar ke Afrika, Myanmar, Hong Kong dan Filipina.
Burung berkaki kuat ini senang hidup di daerah rawa, sungai, hutan
bakau, sawah, dan hutan terbuka. Kadang juga di daerah tanah kering dan
berlumpur.
Tubuhnya berwarna hitam, kecuali leher dan perut bagian bawah berwarna putih. Panjang tubuh bisa mencapai 91 sentimeter. Di malam hari, bangau tongtong bertengger di pohon.
Spesies ini merupakan satu-satunya bangau yang tidak melebarkan kaki dan sayap pada saat terbang. Mereka termasuk hewan yang mempunyai banyak variasi gaya hidup. Bangau tongtong bisa hidup menyendiri, berpasangan atau kadang berkelompok. Burung yang di daerah Jawa populer dengan nama sandanglawe ini sudah makin sulit ditemui. Mereka termasuk satwa yang dilindungi undang-undang karena mulai terancam punah.
6. Alap AlapTubuhnya berwarna hitam, kecuali leher dan perut bagian bawah berwarna putih. Panjang tubuh bisa mencapai 91 sentimeter. Di malam hari, bangau tongtong bertengger di pohon.
Spesies ini merupakan satu-satunya bangau yang tidak melebarkan kaki dan sayap pada saat terbang. Mereka termasuk hewan yang mempunyai banyak variasi gaya hidup. Bangau tongtong bisa hidup menyendiri, berpasangan atau kadang berkelompok. Burung yang di daerah Jawa populer dengan nama sandanglawe ini sudah makin sulit ditemui. Mereka termasuk satwa yang dilindungi undang-undang karena mulai terancam punah.

Burung ini termasuk carnivora atau pemakan daging. Salah satu jenis
dari alap-alap ini yang populer adalah alap-alap capung. Dia dikenal
karena tubuhnya yang kecil. Burung alap-alap capung berparuh kecil,
berdarah panas, dan seperti burung pada umumnya, dia membiak dengan cara
bertelur.
Dikenal sebagai burung karnivora terkecil di dunia, alap-alap capung dapat ditemukan di kawasan Asia Tenggara dengan ukuran rata-rata sepanjang 15 cm dengan berat badan 35 gram.
7. AnoaDikenal sebagai burung karnivora terkecil di dunia, alap-alap capung dapat ditemukan di kawasan Asia Tenggara dengan ukuran rata-rata sepanjang 15 cm dengan berat badan 35 gram.

Anoa (Bubalus spp). Anoa disebut juga sapi hutan atau kerbau
kerdil. Anoa merupakan satwa terbesar daratan Sulawesi. Terdapat dua
jenis Anoa di Sulawesi, yaitu Bubalus depressicornis (Anoa dataran
rendah) dan Bubalus quarlesi (Anoa dataran tinggi). Makanan Anoa berupa buah-buahan, tuna daun, rumput, pakis, dan lumut.
Anoa bersifat soliter, walaupun pernah ditemui dalam kelompok. Seperti
umumnya sapi liar, Anoa dikenal agresif dan perilakuknya sulit
diramalkan. Karena hanya makan tunas pohon dan buah-buahan yang tidak
banyak mengandung natrium, maka Anoa harus melengkapi makanannya dengan
mencari natrium ditempat bergaram. Pada saat ini, populasi Anoa merosot
tajam. Di cagar alam Tangkoko Dua Saudara Bitung Sulawesi Utar, jumlah
Anoa menurun 90% selama 15 tahun dan jenis ini sudah mengalami kepunahan
setempat.
8. Burung Gosong
Gosong Maluku yang dalam nama ilmiahnya Eulipoa wallacei adalah sejenis burung gosong berukuran kecil, dengan panjang sekitar 31cm, dan merupakan satu-satunya spesies di dalam genus tunggal Eulipoa.
Burung Gosong Maluku memiliki bulu berwarna coklat zaitun, kulit sekitar muka berwarna merah muda, iris mata coklat, tungkai kaki gelap, paruh kuning keabu-abuan, bulu sisi bawah abu-abu biru gelap dan tungging berwarna putih. Di punggungnya terdapat motif berbentuk palang dan penutup sayap yang berwarna merah gelap berujung abu-abu.
Populasi hewan endemik Indonesia ini hanya ditemukan di hutan perbukitan dan hutan pegunungan di kepulauan Maluku dan pulau Misool di Papua Barat. Gosong Maluku adalah satu-satunya burung gosong yang diketahui bertelur pada malam hari. Sarang burung Gosong Maluku biasanya terdapat di daerah pasir yang terbuka, daerah sekitar pantai gunung berapi dan daerah-daerah yang hangat dari panas bumi.
Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan yang terus berlanjut, keamanan yang tidak stabil di Maluku yang menghambat usaha perlindungan spesies serta populasi yang terus menyusut dan daerah dimana burung ini ditemukan sangat terbatas, Gosong Maluku dievaluasikan sebagai rentan di dalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar